Logo

Logo

Selasa, 28 Oktober 2008


Tanggal 1 April 2008 adalah hari yang kelabu bagi Scott Weiland, vokalis Velvet Revolver (VR). Bagaimana tidak, teman-teman yang mengajaknya bergabung tahun 2003 silam ternyata mengeluarkan statement sepihak yang isinya bahwa Scott tidak akan bersama mereka lagi dalam tur VR selanjutnya. Sederhananya : Scott dipecat! Menurut Slash dan kawan-kawan, Scott Weiland sudah tidak memiliki komitmen terhadap tur dan fans. Program rehabilitasi narkoba Scott dianggap mengganggu jadwal tur VR, sehingga banyak agenda tur yang dibatalkan. Selain itu, kelakuan Scott saat manggung di Glasgow, Skotlandia sudah tidak dapat ditolerir personel lainnya. Saat itu Scott mengatakan pada penonton bahwa konser itu adalah spesial, karena merupakan konser terakhir VR. Setelah acara, Matt Sorum (drumer) membenarkan adanya masalah di tubuh VR, namun Slash bersikeras bahwa konser itu bukan yang terakhir dari VR. Scott makin menambah runyam suasana saat mengumumkan akan menggelar tur reuni bersama band lamanya, grup Grunge Stone Temple Pilots (STP). Scott Weiland sendiri membantah bahwa dirinya tidak berkomitmen terhadap band. Menurutnya, yang terjadi sebenarnya adalah anggota VR sudah lama tidak berkumpul. Ia justru mengingatkan adanya personel lain (ia menolak menyebutkan namanya) yang pernah juga direhabilitasi, namun tidak pernah menjadi masalah seperti halnya dirinya kini. Ia membenarkan akan melanjutkan karir bersama STP dan merekomendasikan Sebastian Bach (eks Skid Row) untuk menggantikannya di VR. Slash membalas, saran Scott hanyalah imajinasi belaka. Masuk akal karena sebelum Scott Weiland bergabung, VR memang pernah menolak Bach karena dianggap membawa lagu-lagu VR menjadi mirip Skid Row. STP sendiri telah melakukan konser perdana pasca vakum 5 tahun di Harry Houdini Theatre pada 8 April 2008, dan akan dilanjutkan dengan tur panjang 65 kota pada bulan Mei mendatang. Berbeda dengan Scott Weiland yang sudah mantap bersama STP, eks teman-temannya di VR kini sedang sibuk mencari vokalis baru. Slash mengatakan bahwa VR sudah bekerja bersama seorang vokalis, namun belum saatnya ia menyebutkan namanya. Kabar yang berhembus, VR telah sepakat dengan Sammy Hagar (eks Van Halen) yang kualitasnya tidak perlu diragukan. Kabar lain menyebutkan, VR sedang menjajaki kemungkinan merekrut Mike Patton (eks Faith No More). Bahkan ada gosip yang memberitakan bahwa teman lama mereka, Axl Rose (Guns N’ Roses) akan bergabung bersama VR! Kecil kemungkinan, namun fans Guns N’ Roses dipastikan akan menangis bahagia jika impian tersebut benar adanya. Berita terakhir mengabarkan bahwa VR membuka ’lowongan’ vokalis melalui media internet. Bagaimanapun, kita masih akan menunggu siapakah sosok yang menggantikan si bengal nan kharismatik, Scott Weiland. Sejarah : Cikal bakal VR dimulai pada tahun 2002 saat tiga eks personel Guns N’ Roses (Gn’R) yaitu Slash (gitar), Duff McKagan (bass), dan Matt Sorum (drum) berkumpul dalam acara seremoni mengenang almarhum Randy Castillo di Los Angeles. Merasakan chemistry bermusik yang sama, ketiganya memutuskan untuk membentuk sebuah band serius dengan harapan legenda Gn’R akan lahir dengan wujud baru, menandingi Gn’R imitasi yang tidak kujung dirampungkan oleh satu-satunya personel asli yang tersisa, Axl Rose. Untuk sementara ketiganya menamakan diri The Project sebelum mendapatkan vokalis dan ritem gitar untuk mengisi potongan puzzle yang masih kosong. Dalam waktu singkat The Project telah mendapatkan seorang personil di posisi ritem gitar, namanya Dave Kushner mantan gitaris di grup solo Duff McKagan, Loaded dan juga mantan gitaris Dave Navarro’s Band dan Wasted Youth. Dengan label yang kurang mentereng di mata publik musik rock, jelas saja Dave diragukan dapat bersanding dengan tokoh gitar papan atas, si legendaris Slash. Apalagi dirinya datang untuk mengisi pos Izzy Stradlin, eks pasangan Slash di Gn’R yang sempat pula berlatih dan membuat lagu bersama The Project. Izzy yang tidak lagi berhasrat untuk beraksi di atas gemerlap panggung Rock n’ Roll memilih mundur ketika band mulai membicarakan kemungkinan menarik seorang vokalis. Ia sedikit trauma dengan keberadaan vokalis, mengingat pengalaman buruknya saat bersama Axl Rose di Gn’R. Alih-alih memberi kepercayaan kepada Dave Kushner, publik justru mengharapkan datangnya seorang Gilby Clarke, eks gitaris Gn’R lainnya, untuk berduet dengan Slash. Namun harapan berlebihan terhadap seorang gitaris buru-buru diklarifikasi Duff dengan mengatakan bahwa Dave adalah ’senjata rahasia’ mereka yang pastinya tidak akan mengecewakan publik. Sejurus kemudian Dave Kushner pun resmi mengisi pos gitaris kedua atau ritem gitar di New Most Dangerous Band In The World itu. Saat personel di bagian ’instrumen’ sudah lengkap, band tinggal mencari seorang frontman yang pastinya jauh lebih sulit daripada mencari ritem gitar. Apalagi publik sudah kadung melihat Axl Rose sebagai pasangan sejati Slash di Gn’R, sama halnya seperti Jagger-Richard (Rolling Stones) atau Tyler-Perry (Aerosmith). Siapa dia yang lebih cocok berada di samping Slash selain Axl? Sebagai musisi yang telah mempunyai nama besar sebelumnya, tentu saja segala kegiatan The Project terus diawasi publik. Segala keputusan akan menjadi pujian jika memuaskan publik, namun sebaliknya akan menjadi cacian jika salah langkah. Akhirnya The Project memutuskan mengadakan audisi demi mencari yang terbaik untuk berdiri di barisan depan panggung rock bersama mereka. Diluar dugaan, audisi yang melibatkan vokalis-vokalis top tidak menjamin datangnya individu yang tepat untuk mengisi pos yang kosong itu. Nama-nama top seperti Michael Matijevic (Steelheart), Sebastian Bach (Skid Row), Travis Meeks (Days Of The News), Kelly Shaefer (Neurotica), Josh Todd (Buckcherry), A. Jay Popoff (Lit), Todd Kerns (The Age Of Electric), Mike Patton (Faith No More), bahkan istri mendiang Kurt Cobain, Courtney Love (The Hole) adalah mereka yang tersingkir dari audisi yang diadakan The Project. Mereka semua bukannya tidak berkualitas, namun bukan hal yang mudah menemukan vokalis yang cocok dengan konsep musik band ini. Bingung, Duff McKagan memutuskan untuk berkonsultasi dengan teman lamanya, vokalis Stone Temple Pilots bernama Scott Weiland yang saat itu sedang berurusan dengan pengadilan karena tertangkap basah sedang mengemudi dalam keadaan mabuk. Scott Weiland, Reinkarnasi Axl Rose? Kepada Scott, Duff berkonsultasi tentang konsep musik band barunya dan meminta masukan tentang vokalis yang cocok bergabung dengan mereka. Duff menginginkan vokalis berkarakter dan kharismatik, yang terpenting sang vokalis haruslah memiliki jiwa Rock n’ Roll demi menjiwai lagu yang akan mereka bawakan. Tentu saja Duff sudah memiliki standar tinggi karena tipe seperti Axl Rose, vokalis yang pernah bertahun-tahun bersamanya di Gn’R, adalah contoh kuat vokalis yang akan direkrutnya. Meski demikian, Duff juga tidak menutup mata bahwa tipe suara ’tinggi melengking’ sudah tidak relevan dengan perkembangan jaman, oleh karenanya ia menginginkan vokalis bertipe Grunge seperti Eddie Vedder (Pearl Jam). Saat itu tidak terpikirkan untuk mengajak Scott Weiland, karena yang bersangkutan masih terlibat aktif dalam tur STP. Duff hampir saja merekrut Mike Patton, saat Mary, istri Scott Weiland, menelponnya dan mengatakan suaminya sedang dalam keadaan tertekan karena bermasalah dengan polisi dan narkotika, sementara anggota STP lainnya membentuk grup baru bernama Talk Show bersama vokalis lain.

Tidak ada komentar:

jam berapa siiih?

data pengunjung

ip-location

buku tamu!


ShoutMix chat widget

november rain